Sementara dalam hal pendidikan, tingkat pendidikan yang ditempuh oleh penduduk Kampung Wisata Dipowinatan bervariasi, mulai dari hanya setingkat Taman kanak-kanak hingga tamatan S2. Menurut data yang ada, sebanyak 2.474 lulusan TK; 1.003 lulusan SD; 1.403 lulusan SMP; 3.017 lulusan SLTA; 531 lulusan D1/D3; 1.395 lulusan S1; dan 122 lulusan S2. Angka tentang partisipasi pendidikan tersebut menunjukan bahwa masyarakat Kampung Wisata Dipowinatan tergolong masyarakat yang sadar akan pentingnya pendidikan. Terbukti, angka partisipasi sekolah mereka menunjukan angka yang cukup signifikan. Sementara dalam hal mata pencaharian, profesi yang dimiliki oleh penduduk Kampung Wisata Dipowinatan juga sama beragamnya dengan tingkat pendidikan yang mereka tempuh cacawin48. Sebanyak 262 orang adalah Pegawai negeri sipil; 7 orang anggota TNI; 2.407 orang bekerja di bidang swasta; 132 orang wiraswasta atau pedagang; 6 orang petani; 9 orang tukang bangunan; 4 orang buruh tani; 210 orang pensiunan; dan 169 orang bekerja di bidang jasa. Keberagaman profesi atau mata pencaharian penduduk Kampung Wisata Dipowinatan amat berkaitan dengan tingkat pendidikan yang mereka tempuh. Apabila diamati lebih jauh, semakin tinggi tingkat pendidikan yang mereka miliki, semakin menjanjikan pula jenis pekerjaan yang mereka jalani.
Mereka mendirikan usaha kecil-kecilan untuk menunjang kebutuhan wisatawan selama melakukan perjalanan wisata di Kampung Wisata Dipowinatan. Mereka juga mengembangkan sumber kegiatan ekonomi dengan menawarkan beberapa produk wisata seperti jasa atau barang yang dibutuhkan wisatawan selama melakukan kegiatan wisata. Kegiatan perekonomian yang didukung dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan secara langsung berdampak pada tingkat pendapatan warga masyarakat. Masyarakat juga terlibat langsung atau berpartisipasi dalam program pengelolaan di Kampung Wisata Dipowinatan. Beberapa bentuk keterlibatan mereka antara lain partisipasi dalam pengambilan keputusan; partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan; partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan; dan partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan. Dalam hal pengambilan keputusan, masyarakat dilibatkan melalui kegiatan musyawarah dengan dikumpulkan dengan berbagai elemen masyarakat lainnya untuk menyampaikan pendapat dan aspirasinya. Pada umumnya, masyarakat akan menerima segala keputusan yang dapat memberikan dampak baik bagi kesejahteraannya maupun kemajuan Kampung Wisata Dipowinatan. Dalam hal pelaksanaan kegiatan, masyarakat juga terlibat dalam kegiatan perekonomian seperti memunculkan beberapa usaha-usaha dagang Kerajinan maupun kuliner serta berpartisipasi dalam kemajuan Kampung Wisata Dipowinatan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan untuk menunjang kegiatan wisata yang ada. Istiarto, Sigit. 2015. Profil Kampung Wisata Se Kota Yogyakarta. Pinasti, Indah Sri. 2015. Komodifikasi Budaya (Studi di Kampung Wisata Dipowinatan Keluarahan Keparakan, Kecamatan Mergangsang, Kota Yogyakarta. Indonesia One Search oleh Perpustakaan Nasional. Nursetyasari, Raden Rara Dewi. 2012. Daya Saing Kampung Wisata Dipowinatan Kota Yogyakarta. Editya, tetriyan. 2017. Analisis Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Kampung Wisata Dipowinatan. Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk rincian lebih lanjut.
Sementara itu, sumber pendanaan yang dimiliki untuk upacara rakyat tersebut berasal dari swadaya masyarakat dan bantuan dari pemerintah Kota Yogyakarta. Selain mengunggulkan kegiatan masyarakat yang bersifat natural, Kampung Wisata Dipowinatan juga mengunggulkan atraksi pariwisata dalam kegiatan wisatanya. Mereka tidak hanya mengembangkan kegiatan sosial kemasyarakatan saja, melainkan juga mengembangka potensi sumberdaya manusia melalui pertunjukan atraksi seni. Atraksi seni yang dimaksudkan dalam kasus itu adalah tarian jathilan dan tari klasik Jawa. Selain itu, pemuda di Kampung Wisata Dipowinatan juga turut berpartispasi dalam atraksi tersebut dengan ikut bermain musik elektrik yang dipadupadankan dengan musik gamelan. Kegiatan seni tersebut biasanya tampil pada saat Kampung Wisata Dipowinatan menyelenggarakan acara-acara penting seperti Sego Ketan, Upacara Adat Merti Golong Gilig, dan lain-lain. Selain itu, juga terdapat atraksi atau pertunjukan lain yang dikembangkan oleh Kampung Wisata Dipowinatan, benama Bregodo Dipo Satria yang merupakan barisan para laki-laki di Kampung Wisata Dipowinatan berbentuk barisan prajurit. Mereka biasanya tampil pada saat upacara adat Merti Golong Gilig.
Setiap personel tentunya memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing guna mendukung berlangsungnya kegiatan di kampung Kampung Wisata Dipowinatan. Dinas Pariwisata Yogyakarta juga memiliki wewenang sebagai Pembina yang memberikan masukan, nasihat, dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh Kampung Wisata Dipowinatan. Tujuannya tentu untuk mengembangkan dan mengoptimalkan pemanfaatan potensi kampung wisata. Sementara itu, ketua kelompok tersebut dipegang oleh Bapak Sigit Istiarto yang berwenang untuk mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di kampung wisata dengan dibantu oleh wakilnya. Sementara itu sekretaris dan bendahara Kampung Wisata Dipowinatan adalah Bapak Joni Wijanarko dan Bapak Agus Sutopo yang berwenang untuk menjalankan kegiatan administrasi umum dan menjalankan aktivitas administrasi keuangan. Di bawahnya, terdapat pula tim kerja yang memiliki tugas sebagai unsur pelaksana di bidangnya masing-masing. Amenities adalah segala bentuk fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola wisata untuk wisatawan selama tinggal di daerah wisata. Amenites juga terdapat di berbagai tempat wisata seperti hotel, motel, restoran, bar, diskotik, kafe, shopping center, dan souvenir shop.
Terutama bagi turis mancanegara, memasuki gang-gang kecil sambil menikmati kehidupan kampung serta aktivitas warga lokal merupakan hal yang jarang mereka jumpai di negaranya. Kegiatan yang dilaksanakan oleh warga juga sangat natural. Sebagai misal, ketika warga sedang menggelar acara pernikahan atau khitanan, turis mancanegara sangat diperkenankan untuk ikut serta menikmati acara. Hal itu yang menyebabkan konsep wisata Kampung Wisata Dipowinatan tidak bergantung pada pertunjukan atau atraksi tertentu yang sifatnya insidental. Selain terdapat kegiatan yang sifatnya natural atau spontan tersebut, masyarakat Kampung Wisata Dipowinatan juga memiliki kegiatan rutin (tahunan) yang digelar memang untuk menarik minat wisatawan. Kegiatan itu adalah Merti Golong Gilig yang merupakan kegiatan rutin kampung yang dilaksanakan dalam bentuk pesta rakyat. Kegiatan upacara rakyat tersebut diadakan setiap tanggal 18 Agustus, atau tepatnya dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Pertunjukan tersebut diwarnai dengan pawai atau karnaval yang dilakukan warga dengan mengenakan pakaian tradisional tertentu sembari membawa arak-arakan mengelilingi kampung mereka. Hal itu tentunya mengundang minat wisatawan, mengingat tidak smeua dari mereka pernah menikmati pemandangan semacama itu.